Senin, 01 Desember 2014

Kalau bisa Kuliah Sambil Bekerja, Kenapa Tidak?


Konsep “belajar seumur hidup” rupanya telah merasuk ke sanubari banyak orang. Alhasil, banyak orang yang kuliah nyambi bekerja. Dimulai dengan menjalani kuliah terlebih dahulu, dan dalam perjalanan studi, yang bersangkutan memutuskan untuk nyambi bekerja juga. Beragam pertimbangannya. Salah satunya untuk mengatasi masalah biaya studi yang mesti ditanggung. Dengan bekerja, diharapkan ada biaya untuk menopang perkuliahan.

Di samping itu, ada juga yang bekerja terlebih dahulu. Setelah bekerja beberapa lama, barulah yang bersangkutan melanjutkan studinya. Jadi, bekerja sambil kuliah. Alasannya, diperlukan bekal yang cukup untuk memulai dan menjalani perkuliahan.


Mereka yang kuliah sambil kerja atau sebaliknya, tentu harus pandai dalam hal-hal berikut ini. Pertama, pintar mengatur waktu. Waktu istirahat pasti akan jauh berkurang oleh dua kegiatan ini. Begitu datang dari bekerja, orang harus sudah bersiap-siap berangkat ke kampus. Setelah keluar dari kampus pun, mesti mengerjakan tugas membuat makalah dan presentasi yang harus dikumpulkan keesokan harinya. Berat memang. Tapi, kalau dijalani dengan tekun dan penuh komitmen, so pasti bisa. Kedisiplinan dan kepiawaian membagi waktu adalah kuncinya.

Kedua, berani bekerja keras. Kalau dua kegiatan ini dilakukan, tentu waktu istirahat menjadi sedikit berkurang. Pertanyaannya: relakah kita menjalani semua itu tanpa mengeluh? Kalau siap, monggo. Jika tidak siap untuk bekerja keras dan di bawah tekanan waktu, sebaiknya urungkan saja daripada berhenti di tengah jalan. Seharusnya tidak sampai salah satu dari keduanya dikorbankan. Yang dikorbankan adalah waktu kita. Waktu yang tadinya untuk istirahat, kini dimanfaatkan untuk belajar.

Manfaat yang bisa dipetik dari keberhasilan kuliah sambil kerja adalah ini: cermat membagi waktu (menghargai waktu), disiplin dalam mengerjakan tugas, ilmu bertambah dalam dan luas, menemukan korelasi antara praktik dengan teori, pergaulan bertambah luas, (dengan harapan) karier yang membaik, serta rejeki kian bertambah.

***************************
Yuuk, Gabung bersama Kami.
Program Kuliah Kelas Karyawan. Dicetak Menjadi Pengusaha Berbasis Ekonomi Syariah
========================
--Program Studi Ekonomi Syariah dan Hukum Bisnis Islam--
Islamic Entrepreneur University | Kampus Kewirausahaan Islami
========================
Kampus STIS SBI SURABAYA
Jl. Kalidami 14 - 16 Surabaya
STIS SBI Surabaya ; Kampus Pencetak Pengusaha Berbasis Ekonomi Islam
Telfon : 0856.5325.631 | 0852.3103.7447

Kuliah Sambil Bekerja di Surabaya

STIS SBI Surabaya memberikan kesempatan kepada Karyawan untuk Kuliah Sambil Bekerja di Program Kelas Karyawan STIS SBI Surabaya untuk Program Sarjana (S1).

Program Kelas Karyawan STIS SBI SURABAYA

memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

Keunggulan STIS SBI
» Bebas biaya gedung
» Kuliah Kelas Karyawan Surabaya
» Islamic Entrepreneur University
» Ekonomi Syariah dan Muamalah
» Biaya SPP Murah
» Kuliah sambil bekerja
» Pilihan Kelas Reguler dan Kelas Karyawan
» Belajar bersama praktisi
» Didukung akses informasi unlimited
» Dicetak Menjadi Pengusaha Berbasis Syariah
PROGRAM STUDI
EKONOMI SYARIAH
Melalui program ini mahasiswa dipersiapkan uuntuk bisa menjadi pengusaha sukses dengan mendirikan unit - unit bisnis, bekerja di bank syariah, dan lembaga keuangan syariah, pengamat ekonomi perspektif syariah, serta menjadi ekonom berbasis syariah

MUAMALAH
Melalui Program studi ini para sarjana dicetak menjadi konsultan bisnis islami, menjadi ahli hukum bisnis islami, pengawas syariah, yang memberikan pengawasan
terhadap produk dan operasional dari lembaga keuangan syariah, serta SDM yang profesional dalam manajemen zakat di kementerian agama atau departemen
agama.

Kuliah Malam Di Surabaya | GRATIS UANG GEDUNG STIS SBI Surabaya


Bagi anda anda yang sudah bekerja dan ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tentunya waktu yang menjadi pilihan anda adalah kuliah malam di Surabaya.

Program Kuliah Kelas Karyawan STIS SBI Surabaya menyediakan Kuliah Malam atau Kelas Malam selain Kuliah Sabtu-Minggu

Untuk biaya studi, pada prinsipnya STIS SBI Surabaya akan berusaha membantu calon mahasiswa dalam membayar biaya pendidikannya secara cicilan bulanan sesuai dengan kemampuan masing-masing calon mahasiswa. (Maks. 6 Bulan pertama)

Jadwal Pendaftaran adalah:
– Gelombang I  : 1 Januari - 30 Februari 2015
– Gelombang II : 1 Maret - 30 April 2015
– Gelombang III: 1 Mei - 31 Juni 2015

Jadwal Kuliah Perdana akan diumumkan berikutnya

Catatan: Pendaftaran ditutup jika kelas sudah penuh

Pendaftaran di:

PROGRAM KELAS KARYAWAN S1 STIS SBI Surabaya

Jl. Kalidami 14 - 16 Surabaya

Persyaratan Pendaftaran Untuk Lulusan SMU/SMK sederajat:



1    Biaya Formulir pendaftaran Rp 200.000,-
2    Pas Photo 3x4 hitam putih 6 lembar
3    Menyerahkan Foto Copy Ijazah SMU/MA/SMK sudah dilegalisir 3 lembar
4    Menyerahkan Foto Copy Raport semester I-V (bagi siswa yang lulus tahun ini)
5    Menyertakan Copy sertfikat prestasi yang pernah diraih (bila ada)

Catatan:
Jika Ijazah dan Transkrip nilai belum dilegalisir, silahkan membawa Aslinya untuk diperlihatkan ke Petugas Pendaftaran

Untuk memudahkan anda, silahkan melakukan Pendaftaran Online di www.stis-sbi.com

***************************************
Yuuk, Gabung bersama Kami.
Program Kuliah Kelas Karyawan. Dicetak Menjadi Pengusaha Berbasis Ekonomi Syariah
========================
--Program Studi Ekonomi Syariah dan Hukum Bisnis Islam--
Islamic Entrepreneur University | Kampus Kewirausahaan Islami
========================
Kampus STIS SBI SURABAYA
Jl. Kalidami 14 - 16 Surabaya
STIS SBI Surabaya ; Kampus Pencetak Pengusaha Berbasis Ekonomi Islam
Telfon : 0856.5325.631 | 0852.3103.7447

Kamis, 13 November 2014

Produk : Definisi, Tingkatan, dan Kualifikasi Produk

PENGERTIAN PRODUK

Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
Didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.

Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

Selasa, 07 Oktober 2014

KKN 2014 : Bersama Masyarakat Meningkatkan Ekonomi Pedesaan

Sahabat muslim, dalam rangka mewujudkan TRI DHARMA Perguruan Tinggi, salah satunya yakni Pengabdian pada masyarakat. STIS SBI Surabaya kembali mengadakan program tahunan yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Pada tahun 2014 ini, kriteria desa yang ditentukan oleh kampus STIS SBI Surabaya salah satunya adalah desa dengan kawasan kewirausahaan dan potensi pengembangan yang cukup. Alhamdulillah, berada Di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, yakni di Desa Sendangagung dan Desa Sumurgayam. Sebuah desa yang cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan juga memiliki potensi kewirausahaan yang cukup bagus.

Di Desa Sendangagung misalnya, terdapat banyak sekali pengrajin Batik Tulis, yang kini dikenal dengan batik tulis sendang. Berperan sebagai batik tulis asli lamongan. Terdapat pula produsen kerudung dan jilbab yang sudah mendistribusikan produknya diberbagai daerah khususnya pasar grosir surabaya. Banyak juga pengrajin perhiasan emas, pengusaha kerupuk dan lain sebagainya.

Di Desa Sumurgayam, desa ini memiliki potensi agraris yang cukup baik. Pertanian, peternakan, produsen mukenah, produsen kerudung dan jilbab juga ada disini.

Pembukaan KKN 2014 STIS SBI Surabaya berlangsung pada, 25 Agustus 2014. Bertempat di balai pertemuan Kantor Kecamatan Paciran. Di buka oleh Bapak Sukri selaku sekretaris camat.


*************************
Sudah banyak sarjana sukses terlahir dari sini.
Anda tertarik..?
Silakan pelajari peluang ini..
Salam SUKSES LUAR BIASA ...


DAFTAR ONLINE ?
Klik DISINI !
TEMPAT PENDAFTARAN
STIS SBI SURABAYA
Jl. Kalidami 14 - 16 Surabaya
Telfon : 0856.5325.631 | 0852.3103.7447